Sabtu, 21 April 2012

32. rasionalitas organisasi



Rasionalitas

Dengan mengabaikan masalah pilihan nilai-nilai itu, orang dibawa masuk ke rasionalitas yang mementingkan sarana. Rasionalitas instrumental ini ditandai dominasi sarana. Akibatnya, realisme berubah menjadi sikap yang bisa menghendaki apa saja. Dengan demikian, tindakan rasional bisa direduksi menjadi hanya masalah penyesuaian tujuan dan sarana-sarana. Dari perspektif etika, seakan-akan netral. Sedangkan komitmen terhadap nilai-nilai lebih merupakan masalah keyakinan. Maka tidak mungkin didiskusikan secara rasional karena lingkup rasionalitas hanya dibatasi bidang sarana atau cara.

Rasionalitas tindakan yang mengklaim bebas nilai ini ternyata menyembunyikan suatu komitmen terhadap nilai tertentu. Nilai itu hanya mengacu ke satu tujuan, yaitu kemajuan tindakan rasional sebagai tindakan instrumental yang mengabaikan semua pertimbangan mengenai tujuan. Kekosongan nilai yang tercermin dalam prinsip "tujuan menghalalkan cara" memungkinkan kegilaan nihilisme seperti dilakukan fasisme dan terorisme. Dalam prinsip "tujuan menghalalkan cara", karena tujuan diabaikan, sarana menjadi mutlak dan berusaha memberi pembenaran diri. Inilah yang disebut nihilisme: legitimasi kekerasan dilakukan dengan mengosongkan substansi tujuan dan akhirnya kekerasan memberi pembenaran diri sebagai sarana yang efektif. Kekerasan adalah baik karena efektif. Ini menjadi prinsip politik-porno, yang juga prinsip terorisme.



sumber : http://www.secapramana.com/artikel/terorisme-politikporno.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar